Tuhan, pantaskah aku?
Tuhan, pantaskah aku yang kerap kali lalai terhadap perintahMu meminta lebih. Terkadang aku lebih sering cerita di platform yang bernama X dibanding datang kepadaMu. Aku lebih memilih cerita terhadap makhluk ciptaanMu yang sifatnya sementara. Maaf, aku terlalu angkuh, menganggap diri ini hebat, yang padahal itu semua atas kuasaMu. Di saat susah, aku tak henti-henti menengadah untuk berdoa padaMu. Di saat senang, rasanya berat sekali untuk bersujud mengucap syukur atas nikmatMu. Bahkan ketika kau memberikanku lebih, aku masih menghardik tanpa tau caranya bersyukur.
Tuhan, pantaskah aku yang seringkali mengabaikan panggilanmu meminta lebih. Terkadang aku lebih memilih khusuk dalam dunia ciptaanMu yang sifatnya sementara. Sewaktu kecil, aku membeli buku 25 kisah nabi dan rasul. Di bagian pertama, mungkin itu adalah peringatanmu bahwa segala apapun itu atas kehendakmu. Belum cukup rasanya bahwa bumi ini adalah hukuman untuk Nabi Adam karena abai terhadap laranganmu. Lantas, entah mengapa aku masih sebegitu hebatnya mengejar dunia.
"Ini rakaat ke berapa ya?"
Maaf, Tuhan. Bahkan ketika aku sedang menghadapMu pun pikiran ini masih saja tentang dunia. Malu sekali rasanya yang bahkan kau tidak meminta apapun kecuali taat dan patuh terhadapMu. Kadang terlintas di pikiran; betapa baiknya Engkau kepadaku, yang padahal kurang ajar kepadaMu . Lagi dan lagi, doaku selalu kau dengar. Aku memang egois, hanya ingin diberi tanpa tau berterimakasih. Nikmat yang kau berikan bahkan takterhingga dan takbisa dihitung. Namun, masih saja diri ini merasa kurang. Ampuni aku, Tuhan.
Tuhan, izinkan aku mencintaiMu, utuh.
Komentar
Posting Komentar