Edelweiss
Hai, bagaimana kau kini?. Kudengar kau sudah bahagia. Hmmmm, walaupun agak menyebalkan, tapi aku senang mendengarnya. Aku senang mendengar kau bahagia. Meski bukan aku yang menyebabkannya. Tapi, aku senang kamu baik-baik saja. Tetap seperti itu, ya. Semoga hal-hal baik selalu menyertaimu.
mmmm Ngomong-ngomong dia suka ngajak kamu ke Angkringan setelah selesai matkul enggak?, suka minjemin hoodie pas kamu pake cardigan doang nggak? yang kamu ngeyel ngira itu tebal padahal tidak setebal itu. Terus aku pinjemin hoodie aku, seperti biasa kamu menolak dan aku memaksa. Walaupun aku cuman pake kaos. Tapi, yang penting kamu enggak masuk angin. Hahahaha. Nantiku kembalikan, ya , kalau kamu ada kelas, katamu sebelum pamit. Dasar, sosok pelupa seperti dirimu sok-sok an menjanjikan hal itu. Malah kau terus-terusan lupa membawa jaket padahal tau pulang agak malam. Kayak waktu itu, yang kita janjian untuk makan sate di tempat biasa, di tempat yang kau memesan ketoprak namun yang datang malah rujak hahahaha. Wajar ibunya mungkin salah dengar atau kau yang berbicara terlalu pelan. Tapi, malah tutup ada tulisan libur selama satu bulan di gerobaknya yang bertutup terpal. Akhirnya aku mencari tempat dan menemukan tempatnya. Kau masih asik mendengar temanmu yang sedang curhat. Aku memesan dua porsi sate untuk kita. Ketika sudah siap untuk dihidangkan kau belum datang juga dan aku harus menunggumu. Oh, iya selain pelupa kamu juga sosok yang suka bikin orang menunggu ya wkwk dasar tukang ngaret. Dan kau pun tiba langsung menyantap sate yang sudah dingin dan kita makan bareng. Lagi dan lagi kau lupa membawa jaket akhirnya kupinjamkan lagi.
"Hoodie kamu aja masih di aku, nanti ngembaliinnya gimana?". Tanyamu.
"Nanti aja kan juga bakal ketemu lagi".
Siapa sangka itu terakhir kali aku memastikan kau tidak kedinginan ketika perjalanan pulang, terakhir kali aku memastikan tidak akan ada angin jahat yang akan menyakiti perutmu. Kau menawarkan pertemuan untuk mengembalikan. Aku menolak. Aku tidak menolak untuk bertemu. Tapi, biar saja hoodie itu menjadi temanmu yang bersedia menghangatkanmu kini. Walau katamu adikmu yang sering memakainya. Tak mengapa setidaknya ia menjalankan tugasnya dengan baik.
Hidup memang susah ditebak dan sebetulnya hidup juga bukan tebak-tebakkan. Manusia memang datang dan pergi. cuman kayak kecepetan aja. Tapi, gappah aku tidak mau menjadikan takdir sebagai musuh. Bagiku setiap perjalanan pasti akan ada ilmu yang diambil . Jadi, cukup dijadikan pelajaran bagaimana seharusnya ke depan. Ehhh. Ingat, kewarasanmu tetap prioritas loh yaa. Aku? Ahh tidak perlu khawatir tentang kabarku. Aku sudah dan akan bersikap baik-baik saja. Kau tau aku mahir dalam hal menutup kesedihan dengan berpura-pura. Sekarang yang terpenting kau baik-baik saja. Kau tahu, cerita tentang kau dan aku abadi, layaknya bunga edelweiss
Komentar
Posting Komentar