Fase-fase

Kesepian menjadi teman setia kala raga merebahkan lelah pada kasur. ponsel yang dulu selalu diisi dengan pertanyaan remeh dari mu. Dahulu, waktu kita berboncengan di atas sepeda motor sembari berbicara hal-hal random, aku berpikir bahwa kau dan aku akan terus bersama. Namun, itu hanya sebuah harapan. Tidak ada yang salah, kita hanya gagal memahami satu sama lain. Ego. Perihal terus-menerus mengulang kesalahan yang sama, yang kau sudah tau akan konsekuensinya. Perihal sabar yang sudah penuh, yang tidak bisa menerima perulangan itu. Akhirnya ego memilih untuk mengakhiri. Keputusan yang agak sulit untuk dibuat, entah terburu-buru atau tidak.  Tidak ada yang tahu.

Tapi, hidup tidak akan menunggu. Dia akan berjalan terus-menerus, sangat cepat, begitu cepat, dan cepat sekali. Toh fase seperti ini seperti sudah tidak asing. Kayak de javu. Tapi, berbeda ruang dan waktu saja. Siklus percintaan seperti itu memang, dari mulai berkenalan-pdkt-an-cocok-pacaran itu fase satu. Fase kedua akan terjadi ketika muncul beberapa masalah yang dilakukan terus-menerus sehingga salah satu dari manusia itu merasakan yang namanya lelah atau capek, bahkan bisa keduanya yang merasa lelah atau capek. Fase dua itu antara lain putus-melupakan-mengikhlaskan dan yang paling sulit bukan melupakan tapi mengikhlaskan. Kita bisa berkoar-koar menyatakan kita sudah berhasil move-on. Tapi, pas fotonya muncul di beranda malah nangis lagi karena keinget, terlebih dia posting foto bareng pacar barunya ehmm makin retak hatimu; itu tandanya belum ikhlas. Tapi, seberpengalaman kita dalam fase dua itu yang namanya perpisahan tetap terasa menyakitkan.

Engga apa-apa semuanya hanya perlu waktu, biarkan waktu yang menyembuhkan. Kata orang begitu. Padahal, waktu tidak bisa menyembuhkan apapun, tapi, proses dalam waktu lah yang bisa menyembuhkan. Kau berharap apa dari waktu jika dirimu sendiri tidak mau berproses?. Yang ada malah perulangan yang tiada henti. Menangisi hal yang itu-itu aja. Kantung mata yang kian bengap dihajar derasnya air mata setiap malam. Siang hari kau bisa kuat seolah tidak terjadi apa-apa. Nanti, malam hari, ponsel yang biasa ada notifikasi darinya itu sekarang tidak ada. Kau mencari kesana-kemari. Kau  lupa, kau sudah berakhir. 

Ada lagi satu fase. Hmm mungkin bisa dibilang fase empat. Tapi, ini hanya sebagai opsi sih. Fase empat ini dimulai dari percikan kecil yang mulanya bertanya kabar terus tiba-tiba mengenang hal-hal yang manis yang dulu pernah dilakukan, yaa kayak berkenalan, bedanya sudah kenal aja. Fase empat itu terdiri dari mengenang-balikan-memperbaiki/mengulang. Kenapa harus balikan dulu terus memperbaiki?. Terus kenapa ada / (garis miring) di samping memperbaiki. Okey. Pertama ya, mudah saja karena bagaimana caranya memperbaiki jika tidak diberi kesempatan untuk memperbaiki. Kedua, karena balikan untuk memperbaiki dengan balikan untuk mengulang kesalahan yang sama itu beda tipis. Kau pasti pernah mendengarkan kata orang-orang bahwa balikan sama mantan itu kayak baca buku dua kali, endingnya bakal tetap sama. Tapi, saranku jangan dengerin kata orang, ikuti kata hatimu. Jika kau yakin setelah berpisah itu saling memperbaiki diri, silahkan saja. Toh, banyak sekarang yang balikan lalu menikah. Sekali lagi, fase empat ini opsi terakhir. Jika kau gagal lagi, kau akan kembali lagi ke fase dua. Makanya sebelum mengambil fase ini mantapkan dulu hatimu.

Sadar ga, kenapa dari fase satu, fase dua langsung ke fase empat?. Ya, kan sudah dibilang fase empat itu opsi terakhir. Fase tiga itu perulangan dari fase dua ke fase satu. Contoh; Wuihhh kau sudah berhasil melupakan wahh bahkan mengikhlaskan, kau akan kembali ke fase satu yakni; bertemu orang baru. Kau berkenalan lagi, pdkt-an, chattingan setiap hari tanpa batas waktu, kau merasa cocok karena hatimu nyaman katanya, dan ada waktu yang tepat kau memutuskan untuk berpacaran. Semoga tidak lanjut ke fase dua yaaa. Demikian, begitulah kira-kira.

Jaga diri baik-baik ya, disana, orang-orang lagi pada nyebelin.

Fase satu : Berkenalan-pdkt-an-cocok-pacaran
Fase dua : Putus-Melupakan-Mengikhlaskan
Fase empat : Mengenang-balikan-memperbaiki/mengulang
Fase tiga : Perulangan dari fase dua ke fase satu

Komentar

Postingan Populer