Nona Senja

Perasaan manusia memang sulit ditebak dan perasaan manusia secepat itu berubah. Baru saja hatinya babak belur dihajar realita dan sekarang mau mencobanya lagi, dasar. Tapi, kalau tidak begitu, hidup ga akan semenyenangkan ini. Kalau tidak terus berjalan, kapan mau bahagia?. Terburu-buru memang tidak bagus tapi itu lebih baik daripada terus berlarut dalam kenestapaan. Begitulah kiranya. 

Berawal dari komentar cerita di instagram, kini menjadi bagian dari cerita. Setiap hari bercerita tentang hal-hal random yang tidak ada ujungnya itu. Kau selalu saja berhasil membuatku tersenyum sendiri di depan layar ponsel. Setelah lama berkenalan, akhirnya kita sepakat untuk bertemu. Kukenalkan salah satu kedai kopi yang tidak terlalu ramai, tapi minumannya tidak kalah enak. Kau pun setuju dan aku menjemputmu pukul setengah delapan sehabis isya didepan rumahmu. Setibanya dirumah kau, kau sudah rapih dan duduk di beranda rumahmu bersiap menyambutku.

"Jauh banget yah". Tanyamu
"Engga kok, satu jam cuman hahaha". Jawabku

Kau pun ikut tertawa. Disepanjang perjalanan, malam yang dingin dan tidak satu katapun yang terdengar dari bangku penumpang. Aku yang akhirnya memulai, tidak banyak namun mampu memecahkan keheningan. Dan akhirnya kita tiba ditempat tujuan. 

"Mau duduk dimana?. Tanyaku
"Di Rooftop aja yuk, asik kayaknya". Jawabmu
"Oke pesan dulu aja". Sambungku

Sembari menunggu pesanan tiba ternyata kau tidak sependiam yang aku kira. Kau banyak bercerita tentang apapun. Tentang kau yang suka film marvel, tentang kau yang suka langit, tentang kau yang suka senja, tentang kau yang suka kopi tapi tidak boleh minum terlalu banyak dan banyak lagi. Entah kebetulan atau takdir, tenyata kita banyak samanya. Aku menyukai semua hal yang kamu sukai juga, kecuali yang terakhir, aku banyak minum kopi. Di hadapanmu, kopiku tidak pernah semanis ini, kuyakin cangkirku sudah tercelup senyummu. Senyum yang melekat di pikiran yang tidak pernah kusangka, ternyata kau di dunia nyata lebih cantik dari perkiraanku. 

"Aku suka senja, aku banyak sekali memotret langit senja". Kataku
"Mana coba liat". Jawabmu
"Nih". Jawabku sembari menunjukkan ponsel ku

Matamu berbinar, senyum itu sempurna di pangkal bibirmu, kau bahagia sekali. Lagi, aku pun bahagia melihat senyummu, ternyata saling melengkapi sesederhana itu. 

"Waktu cepet banget yah, udah malem aja". Katamu
"Ih iyah ga berasa banget". Jawabku
"Katanya kalo waktu berasa cepet itu tandanya kita bersama orang yang tepat". Sambungmu
"Semoga iyah". Jawabku mengamini
"Yaudah balik yuk". Ajakmu

Diperjalanan kita tak banyak bercerita, karena sudah banyak sekali yang diceritakan di kedai kopi. Tiba-tiba kau melingkari tanganmu di perutku dari bangku penumpang. Jantungku berdegup cepat sekali, alunannya tidak karuan. Mulai saat itu, aku paham dikeheningan pun mampu menyanyikan lagu-lagu merdu. Tanpa terasa kita sudah tiba di depan rumahmu. Aku pun pamit undur.

Diperjalanan aku pulang. Tiba-tiba ponsel bergetar dari saku celana, aku lihat ternyata namamu terpampang di notifikasi, lalu aku buka, jantungku berdegup cepat lagi, kata sederhana padahal;

"Kalo udah dirumah kabarin". 

Sesederhana itu kau memorak-morandakan jagat rayaku. 




Komentar

Postingan Populer