Emang boleh secepat itu?
Emang boleh secepat itu?. Emang mengakhiri dan memulai adalah hak seseorang. Tapi, semuanya bukan perlu jeda?. Aneh. Mengapa kau bisa secepat itu menemukan sang pengganti. Itu semua emang hakmu, kau berhak bersama siapa saja setelah kita selesai. Hak kamu. Tapi, harusnya engga secepat itu. Tak adil rasanya jika aku masih di sini, mengingat kita dulu. Ingin aku menjadi sepertimu, terburu-buru mencari pengganti. Tapi, aku masih punya hati. Tidak seperti kau yang entah hatinya terbuat dari apa.
Kata tega mungkin terdengar terlalu naif buat kau yang pergi tanpa rasa bersalah. Emang aku yang memutuskan semuanya, tapi itu ada sebabnya. Kau mendua, selama kita berhubungan terhitung sudah sering kau bermain di belakangku tanpa sepengetahuanku. Kata jahat juga terlalu baik buat kau yang lebih rela mengikuti kegiatanmu yang tidak terlalu penting itu daripada hari besar keluargaku. Kau tau bukan, keluarga kita sudah saling kenal. Tidak sepatutnya kau membawa orang ketiga bahkan keempat ke dalam hatimu yang satu itu.
Setelah apa yang sudah aku kasih buat kamu, segala pengorbanan yang sudah aku berikan untukmu. Hancur lebur seketika. Jika diibaratkan dengan gelas kaca yang dilempar dengan keras ke lantai. Kau tau apa yang terjadi dengan gelas itu?. Iya, hancur. Sekuat apapun, seeffort apapun aku buat mengembalikan gelas itu kembali kebentuk semula, mungkin bisa. Tapi membutuhkan waktu yang lama dan yang harus kau tau. Bahwa gelas itu tidak akan bisa kembali ke dalam bentuk sempurna. Seperti itulah kini aku melihat kita.
Aku ga menyesali apa yang sudah terjadi, aku malah bersyukur, walaupun ini bukan yang aku mau. Tapi, Tuhan maha baik. Telah membuka mataku dan menunjukkan kebenarannya. Sulit untuk menerima sebetulnya, tapi "life must be go on". Selalu ku usahakan.
"Hukum tabur tuai" aku percaya itu. Kelak akan ada saatnya kau dan aku menuai apa yang telah kita tanam.
Komentar
Posting Komentar