Penyembuh
Pada akhirnya mentari pun lelah menyinari bunga yang telah mati. Dan aku masih saja bersikeras menyiraminya dengan air setiap hari. Berharap kau mampu hidup kembali dengan utuh. Namun usahaku sama sekali tidak membuatmu tergerak.
Apakah sesulit ini meluluhkanmu?.
Perasaanku adalah lava dengan panas luar biasa, sedang hatimu adalah es batu yang memadamkan segala bentuk perjuangan. Sebegitu dingin kah hatimu untuk aku hangatkan?. Kurangkah segala bentuk perhatian yang kusuguhkan?. Atau memang bukan diriku yang kau ingin?. Ayolah katakan saja. Aku bukan peramal yang bisa membaca pikiran. Katakanlah saja apa yang sesungguhnya kau rasakan. Aku siap menerima apapun itu keputusanmu. Jangan terus-menerus bersikap seolah kau memiliki rasa yang sama terhadapku.
Kau ingat siapa yang mendengarkanmu saat kau butuh didengar?. Saat kau butuh ditemani?. Saat kau sedih?. Saat kau merasa angkuh?. Saat kau sakit dan butuh penyembuh?.
Itu Aku.
Ketahuilah, aku tidak berharap kau membalas sedikit pun yang telah aku berikan. Tapi, coba kamu lihat bahwa aku ada. Aku selalu di belakangmu, selalu menahan saat kau lelah dan ingin jatuh. Hingga kau mampu berdiri seolah tidak terjadi apa-apa. Tenanglah, aku akan terus bersikap baik untukmu. Biar aku pakai lagi topeng badut yang selalu kupersiapkan. Aku tersadar bahwa tugasku menghibur duniamu tidak lebih dan tidak kurang.
Kau berkata bahwa semesta sangat jahat kepadamu. Semua tidak ada yang mengerti menurutmu. Sebentar, aku pakai dahulu topeng putih dengan hidung bercat merah untuk kembali membuatmu tertawa. Aku tidak pernah gagal menenangkanmu, menghiburmu, bahkan membuat kau seakan percaya lagi pada hari esok, katamu. Naif, kau selalu gagal membuat badut sepertiku tertawa sungguhan.
Aku yang selalu menemani saat kau sedih adalah aku yang kau tepikan lagi dan lagi. Hahahaha. Tidak apa-apa, lakukanlah semaumu, apapun itu aku ikhlas, asal kau bahagia. Jika pada akhirnya kau menemukan sesosok istimewa untuk kau sandingkan, tak mengapa. Itu berarti tugasku menghibur duniamu sudah selesai. Tetapi, akan tetap kusimpan topeng ini sampai kapanpun. Agar ketika sesosok yang istimewa itu membuatmu menangis, aku akan kembali memakainya untuk kembali membuatmu tertawa.
Komentar
Posting Komentar