Surat

Sedari awal tujuan aku bersamamu adalah tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membuatmu bahagia. Egois sekali aku tidak menahu bahwasanya kamu tidak bahagia bersamaku. Setahuku terakhir kali sebelum jarak membentang, tawamu kencang. Maaf, segala usahaku gagal untukmu bahagia. Tetapi kekasih, ketahuilah aku tidak bermaksud demikian, semua yang ada di kepalamu itu salah. Entah aku atau kamu yang berlebihan.

Sayang, aku memang memiliki kesalahan besar di hubungan ini. Terimakasih atas kesempatan yang berkali-kali kamu berikan. Dahulu aku belum cukup dewasa untuk mendefinisikan cinta. Aku paham kamu sulit mempercayai segala ucapanku. Aku paham betul mengapa kamu selalu overthinking. Karena mungkin kesalahan aku yang masih tersimpan dalam memorimu.

Kuberitahu satu hal kekasih, aku yang sekarang sudah berbeda. Aku berubah. Tolong, kamu harus mempercayaiku. Aku bicara kebenaran. Aku tidak aneh-aneh. Aku lebih memilih untuk menahan egoku untuk kita tetap bersama. Aku tidak ingin kehilanganmu, lagi. Aku ingin kamu tetap bersamaku. Aku ingin kisah kita terus berlanjut. Tidak perlu selamanya, seumur hidup saja, itu cukup. Karena  aku ingin membahagiakanmu. 

Aku menyayangimu lebih dari aku sayang aku. Bersamamu membuatku ingin hidup seribu tahun lagi. Menemanimu hingga kita menua bersama. Jika kamu adalah hujan, aku ingin menjadi bumi untuk tempatmu jatuh. Sampai  ia (hujan) berhenti, muncul serangkaian warna yang melengkung diatas langit. Ya, itu adalah pelangi. Sebab, cintaku adalah suatu keindahan sederhana yang mampu mengalahkan logika berpikirku.

Sayang, aku merindukanmu lebih dari yang kamu tahu. Lewat sepucuk surat ini aku memberitahumu. Jangan terlalu lama berada di semesta sendirimu. Semestaku kehilangan sosok yang sangat penting untuk menyinari dunia. Tapi, lagi aku tidak memaksamu, aku hanya memberitahumu bahwa aku benar-benar merindukanmu. Mungkin kamu butuh keluar dari semestaku dan jeda untuk kembali ke semestamu. Tak mengapa bagiku, aku hanya ingin kamu bahagia.

Lewat sepucuk surat ini, jemari yang sudah lemah, dan mata terkantuk serta pikiran yang harus sudah siap esok untuk memulai hari bekerja. Izinkan aku menjemputmu untuk kembali ke semestaku. Aku sungguh kehilanganmu. Kabari aku secepatnya. 


Komentar

Postingan Populer