Jarak
Sebuah hubungan tidak akan bertahan lama ketika keduanya mengabaikan komunikasi. Komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting tatkala mata tak bisa saling menatap. Tapi, bukan berarti aku menuntutmu untuk selalu mengabari 24 jam. Tapi tahu kapan harus mengabari. Bukan berarti aku menyuruhmu untuk 24 jam di depan layar ponsel. Tapi tahu kapan harus membalas pesan.
Aku dan kamu sama-sama tahu bahwa semesta kita bukan tentang berdua.
Kita tahu bahwasanya kita tidak bisa bertemu untuk beberapa waktu. Ada satu hal juga yang membuat kita tidak terlihat. Bersembunyi dibalik cerita-cerita indah yang sepantasnya terlihat di instastory. Namun hal yang menurutku sepele itu sangat penting untukmu. Aneh, bingung, tapi aku tahu rasa merebut logika. Aku hanya mampu mengiyakan.
Ketahuilah semakin jarang kita berkomunikasi, semakin jarang kau mengabariku sesuatu hal. Kebalikannya, sepele menurutmu apa yang kamu lakukan itu sangat berarti untuk aku ketahui. Di usia-usia sekarang ini aku tidak butuh pertanyaan-pertanyaan yang dulu menjadi gerbang pembuka percakapan; "lagi apa?", "sudah makan belum?" dan hal-hal ringan lainnya yang membuat ku betah menatap layar ponsel lama-lama. Sungguh aku tidak perlu itu. Kamu harus tau aku selalu mengkhawatirkanmu tapi aku tidak mampu mengatakannya. Aku hanya ingin kamu bahagia, maka aku tidak mengganggumu. Tolong kabari aku jika ada apa-apa, jika pergi kesuatu tempat, kamu pergi dengan siapa. Jangan kamu tutupi. Terdengar posesif?, memang. Tapi posesif ku lebih kearah aku sayang kamu, karena jika ada apa-apa aku tau harus kemana dan mengabari siapa bukan semata-mata melarangmu untuk kesana kemari.
Kemarin sebelum kejamnya waktu dan jahatnya jarak memisahkan kita. Kita sepakat untuk saling mengabari bahkan katamu untuk tidak lupa video call setiap malam. Kata yang berhasil menenangkanku. Nyatanya kau yang lupa semua itu. Sesungguhnya aku tidak pernah khawatir kita menjalani hubungan jarak jauh. Sebab bagiku jarak hanyalah sebuah angka sedang kau dan aku adalah rasa yang tak terbilang. Jadi apalah arti jarak bagiku. Toh kita tetap terikat hanya saja kini talinya lebih panjang. Saking panjangnya ia sudah hampir mengendur. Saling berkabarlah yang membuatnya menguat.
Segala rintangan dan halangan pasti ada tatkala menjalani hubungan jarak jauh. Dimulai dari jarangnya komunikasi, menemukan orang yang mampu selalu ada hingga kita akhirnya berpisah. Itu hanya siklus, sungguh aku tidak ingin itu terjadi. Bercerita kepada teman-temanku jika aku menjalani hubungan jarak jauh selalu saja mencemooh "disini jaga hati, disana dengan yang lain" selalu begitu. Namun itu sama sekali tidak membuatku goyah. Impian untuk kita kelak dipersatukan yang membuatku yakin bahwa kau yang pantas untuk hatiku.
Selalu berusaha mengerti kau, membuatku duduk di ujung senja. Beristirah, apakah cinta serendah ini?. Aku selalu berharap disela kesibukanmu ada aku yang harus kau beri kabar. Tapi aku lupa satu hal ada sesuatu hal yang membuat tanaman layu. Yakni ada hama didalamnya dan jika kau mengusir hama tersebut kau takut sendiri karena di lingkungan itu penuh hama yang kau kira mereka itu tanaman seperti mu. Jadi, kau sudah terjebak didalamnya dan mengabaikan matahari yang mampu membuat kau lebih mekar lagi.
Aku tau kini masalahnya hanya waktu. Tapi perlu kau ketahui selama apapun sang waktu menghalangi untuk pertemuan kita. Selama itu juga aku akan selalu menunggumu.
Komentar
Posting Komentar