Aku dan Skripsimu

Aku dan Skripsimu (Sebelum Pergimu)

Waktu begitu cepat berlalu. Kita sudah sejauh ini.

Kamu . Seawal menjadi maba,
sampai sekarang sudah menjadi mahasiswa semester akhir. Yang disibukkan dengan skripsimu itu,
yang bingung mencari referensi itu darimana. Tenanglah, kita tetap bersama.

Aku,
yang tak pernah membiarkanmu melangkah sendirian,
yang selalu siap menerima lelah yang kamu pulangkan,
yang sentiasa menemanimu.
Kita selalu bersama.

Kita,
bersama mencari referensi untuk judulmu yang baru diterima,
dari sekian banyak pengajuan yang ditolak,
kamu yang penuh amarah,
aku yang selalu menenangkan,
kamu yang ingin menyerah,
aku yang menguatkan.

Sampai kamu menemukan referensi buku dan melanjutkan skripsimu itu,
sekian banyak revisi-revisi yang memusingkan kepala,
tibalah saat kamu sidang proposal untuk skripsimu itu,
aku menunggu hasilnya,
lama, tak mengapa; Ini pasti.
Akhirnya, kamu tersenyum riang di depan kamera ponselmu,
mengabari aku bahwasanya kamu berhasil seminar proposal dan melanjutkan pusing-pusing ria setelahnya.

Aku yang melihatmu segembira itu pun ikut merasakannya,
dengan harap kita terus bersama,
karena bersama kita sebahagia itu.
Tapi, dibalik kebahagiaan itu ada sedih yang berhasil tertupi dan tak bisa dibantah kedatangannya,
lagi, kita dipisahkan oleh jarak.

Jarak memaksa kita mengumpulkan rindu kembali,
dengan banyak dugaan-dugaan yang tak seharusnya,
takut segala yang ada dikepala sebelum tidur itu menjadi nyata,
selepas kamu kembali, 
kita masih bersama,
tapi sudah berbeda perasaan.

Ahhh itu hanya duga-duga yang mustahil bukan?,
aku selalu tau kamu sayang aku, 
kamu tidak akan melukai aku sekecil apapun,
tapi jika kamu melakukannya,
tenang saja aku pasti memaafkan,
setiap harinya aku selalu memikirkanmu,
walau katamu tak kupedulikan,
ketahuilah, aku kehilanganmu setakut perempuan ketika melihat kecoak terbang kearahnya,
setakut melihat matahari memulai sinarnya dari barat,
aku tak pernah siap untuk itu.

Kamu berangkat kembali untuk melanjutkan magang keduamu itu. Sembari mencari referensi untuk kelanjutan bab 4 skripsimu. Aku mengantarkanmu walau hanya sekedar sampai bandara. 
Lagi, kita dihadapkan perpisahan. Tapi, ini hanya sementara bukan?.
Jika tiba kamu kembali,
harapan ini tetap sama dan mungkin tak akan pernah berubah.
aku ingin,kita tetap kita. Tak ada sekat yang menjadikan aku dan kamu.
Sebab kamu masih menjadi satu-satunya alasan aku bahagia.

Kini kita hanya bisa mengabari lewat whatsapp , kolom chat yang semakin longgar, pesan yang kian hari menyingkat. Kadang kala hanya sekadar mengucapkan selamat pagi, semangat ya hari ini. Tapi tak mengapa pesan itu kembai penuh dan padat tatkala malam hari. Bagiku itu cukup dan kita bisa saling mengerti, ini semua dikarenakan keadaan. Rindu ini semakin bergelora bagai kembang api di malam tahun baru. Yang nyala nya dinantikan semua orang, yang sepinya tertutup bisingnya terompet-terompet dan suara gemuruh langit. Jika pestanya selesai semua orang akan kembali dan tertidur dengan tenang.  

Namun Mengingatmu, itu selalu berhasil membuatku susah tidur. Kau tau mengapa?.
Karena terlalu banyak rindu yang menolak untuk dipejamkan. Pesan selamat malam dan selamat tidur yang terketik dari jemari yang ingin kugenggam, tak cukup untuk membuatku tertidur cepat.
Hati yang kian meringis. Menangis, tatkala sadar pelukmu tak bisa kuraba.

Kita hanya bisa saling menyemangati dari jauh. Kau dengan magangmu, aku dengan kerjaku.
Tak mengapa bagiku asalkan kita saling bukan sekadar yang paling. Ceritamu paling kutunggu daripada series film romantis, cerita yang selalu kamu pulangkan. Walaupun hanya sekedar telepon video sebelum tertidur. Aku sangat menikmati huruf demi huruf  hingga menjadi kata yang keluar dari bibir mungilmu. Hingga kamu tertidur karena lelah seharian berjuang. Cukup puas aku melihatmu tertidur.

Siklus itu terjadi setiap hari cukup membuat rindu mereda, namun hanya sebentar.
Kamu selalu ada di pikiran, di doa dan di mana saja. Tapi tidak di samping aku. Menyebalkan.
Pesan yang tidak pernah terlupa, yang selalu hadir setiap harinya. Sangat berguna menemani sepi di kala keramaian.
Yakni, 
semangat kita. 

Komentar

Postingan Populer